Sejarah MRI
1940 (Block dan Purcell) belum menggunakan sebagai teknik imaging, tetapi digunakan sebagai alat analisa struktur molekul kompleks dan proses kimia dan biokimia.
1952 Block dan Purcel menerima nobel
1972 Raymond Damadian menyatakan bahwa waktu relaksasi (menentukan densitas) air di dalam tumor berbeda dengan waktu relaksasi dalam jaringan normal.
1973 Lauterbur membuat cross sectional image pertama kali dengan teknik MR
Prinsip dasar MRI:
Struktur atom hidrogen dalam tubuh manusia saat diluar medan magnet mempunyai arah yang acak dan tidak membentuk keseimbangan. Kemudian saat diletakkan dalam alat MRI (gantry), maka atom H akan sejajar dengan arah medan magnet. Demikian juga arah spinning dan precessing akan sejajar dengan arah medan mag-net. Saat diberikan frequensi radio , maka atom H akan mengabsorpsi energi dari frequensi radio tersebut. Akibatnya dengan bertambahnya energi, atom H akan mengalami pembelokan, sedangkan besarnya pembelokan arah, dipengaruhi oleh besar dan lamanya energi radio frequensi yang diberikan. Sewaktu radio frequensi dihentikan maka atom H akan sejajar kembali dengan arah medan magnet . Pada saat kembali inilah, atom H akan memancarkan energi yang dimilikinya. Kemudian energi yang berupa sinyal tersebut dideteksi dengan detektor yang khusus dan diper-kuat. Selanjutnya komputer akan mengolah dan merekonstruksi citra berdasarkan sinyal yang diperoleh dari berbagai irisan.
Spesifikasi MRI
Jenis Magnit :
- Resistive magnets: Memakai energi listrik
tidak konstan & homogen
- Permanent magnets : tanpa energi listrik , berat
max . 0,3 T )
- Superconductive magnets : Tesla tinggi , co
dikelilingi Helium & Nitrogen ,
stabil dan homogen
Kerja MRI dalam mengevaluasi anatomi jantung:
Memperlihatkan anatomi dan pergerakan otot dan katup jantung
Keadaan pembuluh darah jantung
Memakai ECG gating ( mengurangi artefak )
Magnetic Resonance Imaging (MRI) jantung menggunakan magnet dan gelombang radio untuk memindai jantung dan menghasilkan gambar atau foto jantung. MRI tidak menggunakan radiasi seperti jenis pemeriksaan radiologi lainnya dan tidak memiliki efek merugikan jangka panjang. MRI perfusi stres jantung menggunakan suntikan media kontras selama pemindaian. Kontras masuk ke otot jantung di daerah yang menerima suplai darah yang baik. Pada daerah yang relatif aliran darahnya kurang tidak terdapat kontras, yang bisa menjadi indikator penyakit jantung iskemik. Aliran darah (perfusi) ke jantung dinilai baik pada istirahat dan pada waktu dilakukan stres test. Stres test dilakukan dengan suntikan obat yang disebut adenosin. Obat ini memiliki efek pada jantung seperti latihan fisik dan kontras yang telah disuntikkan dapat memperlihatkan bagian dari otot jantung yang tidak menerima pasokan darah yang memadai. Setelah itu tes ini dilakukan tanpa adenosin dan dibandingkan dengan gambar yang dilakukan stres test. Informasi ini membantu dalam mengidentifikasi adanya iskemia dan dapat menunjukkan pembuluh darah yang menyebabkan masalah dengan akurat.
Persiapan MRI Stres perfusi jantung
• Menghindari Kafein selama 24 jam sampai 48 jam sebelum pemeriksaan. Kafein mengganggu pemberian adenosin di hati
• Berpuasa selama 4 jam
• mengisi kuesioner sebelum pemeriksaan untuk memastikan aman bagi pasien untuk masuk mesin MRI
• Melakukan tes darah serum kreatinin dan BUN
Yang dilakukan selama MRI Stres perfusi jantung
• Memakai pakaian yang disediakan. Hal ini untuk menghindari benda logam yang dapat mengganggu magnet dan untuk memungkinkan akses yang mudah untuk memasang elektroda pada dada untuk memonitor detak jantung
• Berbaring di tempat tidur pemindai
• Dilatih untuk melakukan pemindaian MRI
• Lead untuk memantau denyut jantung kemudian akan ditempatkan pada dada
• Jika suntikan kontras media (gadolinium chelate) diperlukan, dipasang IV line d tangan kiri dan kanan
• Dipasang koil di daerah dada yang bekerja dengan magnet utama untuk menerima sinyal gelombang radio untuk menghasilkan gambar.
• Setelah siap, akan ditempatkan di dalam mesin MRI yang seperti terowongan pendek. Akan ada suara bersenandung dan suara mengetuk teradi di sekitar yang menunjukkan baha scanner sedang berjalan. Biasanya merasa sedikit hangat selama pemindaian
• Pasien akan diminta untuk menahan napas dari waktu ke waktu selama scan untuk membantu menghasilkan gambar yang terbaik
• Mesin MRI bising, sehinga pasien dipasang headphone dan dapat mendengarkan musik dan berbicara dengan petugas radiografer selama melakukan scan. Pasien juga akan diberi tombol bel selama pemindaian. menekan tombol bel akan membuat radiografer mengetahui bahwa pasien ingin berbicara. Sebuah mikrofon terletak di dalam mesn MRI.
• Setelah pasien merasa nyaman, radiografer akan kembali ke konsol kontrol, meninggalkan pasien dalam mesin MRI. Dari sini radiorafer akan mengontol scanner untuk menscan bagian jantung
• Suntikan kontras dan adenosin akan diberikan selama pemindaian untuk pemeriksaan perfusi jantung. Pada waktu disuntik adenosin akan terasa tidak enak di daerah dada dan wajah. Efek ini singkat dan biasanya segera berakhir setelah suntikan diberikan.
Resiko dari MRI Stres Perfusi Jantung
• Tidak ada resiko yag berarti dari mesin MRI. Kebanyakan orang biasanya tidak ada masalah kecuali yang menggunakan implan atau peralatan seperti alat pacu jantung.
• Ada resiko yang sangat kecil dari reaksi alergi yang terkait dengan konras medium (gadolinium chelate)
• Adenosin diberikan selama stres test. Namun obat ini dapat memiliki efek samping yang lebih serius termasuk : nyeri dada, badan terasa hangat, bedebar-debar, dan kadang terasa sesak.
Manfaat dari MRI Stres Perfusi Jantung
• MRI menghindari paparan radiasi (X-ray). Hal ini sangat bermanfaat bagi pasien yang harus dilakukan evaluasi secara berulang
• MRI mempunyai kelebihan dibandingkan sinar-X dalam kemampuan menampilkan gambar secara khusus untuk menunjukkan anatomi yang kompleks. Mampu untuk menganalisa aliran dara melalui pembuluh darah dan di dalam ruang jantung. Gambar yang kabur karena gerakan jantung dan pembuluh darah dapat diatasi
• MRI perfusi dapat memberikan informasi penting mengenai bagian otot jantung dengan suplai darah yang tidak memadai dan dapat menentukan otot jantung masih hidup atau tidak. Ini dapat digunakan untuk memandu pengobatan.
Indikasi MRI Jantung
• Mengukur fungsi ventrikel kiri dan kanan :
1. Kardiomiopati
2. Gagal jantung
3. Arythmogenic right ventricular dysplasia (ARVD)
4. Hipertensi pulmonal
• Evaluasi anatomi jantung
1. Perikarditis konstriktif
2. Tumor dan thrombus jantung
3. Penyakit jantung bawaan (kongenital)
4. Patent Foramen Ovale (PFO)
• Perfusi otot jantung (miokard) : Penyakit jantung koroner
• Mengevaluasi myocardial scar/viability
1. Identifikasi miokard yang hibernating sebelum revaskularisasi
2. Identifikasi kardiomiopati dari miokarditis kronis
• MRA oroner : anomali arteri koroner
• Mengukur aliran darah
1. Penyakit katub jantung (misal aorta regurgitasi, mitral regurgitasi, aorta stenosis, mitral stenosis, dll)
2. Evaluasi Shunts ASD, VSD, dan PDA
• Pertimbangan khusus lainnya :
1. Pasien yang tidak kandidat echocardiography (window echo jelek)
2. Pasien yang tidak kandidat pemeriksaan nuklir jantung (obesitas, payudara besar, wanita, bdn kecil)
3. Pasien tidak mau diperiksa prosedur invasif (TEE, kateterisasi jantung)
4. Pasien yang menginginkan diperiksa lengkap
Jenis Pemeriksaan MRI Jantung
• MRA coronary
• Perfusion study
• Viability study
• Dobutamine stres MRI
• ARVD study
• MRA
• Function study
• Congenital Heart study
Pembesaran jantung
Pembesaran jantung atau cardiomegali adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami pembesaran akibat dari suatu penyakit. pembesaran jantung bukanlah suatu penyakit melainkan gejala dari suatu kondisi. Cardiomegali merupakan istilah yang paling umum digunakan untuk menggambarkan kondisi jantung yang membesar dari hasil pemeriksaan sinar rontgen (sinar X).
Penyebab pembesaran jantung
jantung2 Jantung dapat membesar tanpa diketahui penyebabnya, namun umumnya jantung mengalami pembesaran akibat dari suatu kondisi yang menyebabkan jantung harus memompa darah lebih keras dari biasanya yang disebabkan karena kondisi suatu penyakit.
Beberapa kondisi yang menyebabkan jantung dapat mengalami pembesaran adalah :
* Tekanan darah tinggi. Memiliki tekanan darah tinggi dapat menyebabkan jantung harus memompa lebih keras lagi untuk memberikan darah ke seluruh tubuh.
* Penyakit katup jantung. Jika katup jantung rusak dapat menyebabkan aliran darah tidak berjalan dalam arah yang benar yang menyebabkan gangguan pada jantung.
* Kelemahan dari otot jantung (kardiomiopati). Cardiomyopathy adalah penebalan dan kaku otot jantung.
* Penyakit jantung congenital (penyakit jantung bawaan).
* Detak jantung abnormal (aritmia). Aritmia jantung menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah secara efektif.
* Hipertensi pulmonal. Hipertensi pulmonal merupakan penyakit tekanan darah tinggi pada arteri yang menghubungkan jantung dengan paru – paru.
* Jumlah sel darah merah yang kurang (anemia). Anemia adalah suatu kondisi di mana tidak ada cukup sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen yang memadai untuk jaringan. Anemia kronis dapat menyebabkan detak jantung yang cepat dan tidak teratur.
* Gangguan Thyroid. Kelenjar tiroid yang kurang aktif (hypothyroidism) atau kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) dapat mengakibatkan masalah jantung, termasuk jantung yang membesar.
* Besi yang berlebihan dalam tubuh (hemochromatosis). Hemochromatosis adalah gangguan di mana tubuh tidak menggunakan besi dengan benar, menyebabkan zat besi menumpuk di berbagai organ termasuk organ jantung.
* Penumpukan protein dalam jantung (amiloidosis). Amiloidosis adalah suatu kondisi dimana protein abnormal beredar dalam darah dan dapat disimpan dalam jantung dan mengganggu fungsi jantung.
Gejala dan tanda pembesaran jantung
Pada beberapa orang, jantung yang membesar tidak menyebabkan gejala dan tanda. Gejala dan tanda yang mungkin timbul akibat pembesaran jantung adalah :
* Sesak napas
* Pusing
* Irama jantung abnormal (aritmia)
* Pembengkakan (edema)
* Batuk
Diagnosa pembesaran jantung
Untuk mendiagnosa adanya pembesaran pada jantung maka dilakukan beberapa tes pemeriksaan yang dapat meliputi :
* Chest X-ray (sinar rontgen dada). Sinar X membantu dokter untuk melihat kondisi paru-paru dan jantung. Sinar X dapat mendeteksi secara dini jika jantung membesar, namun untuk mengetahui penyebabnya secara spesifik harus menggunakan tes yang lain.
* Elektrokardiogram (EKG). Tes ini dapat mencatat aktivitas listrik jantung melalui elektroda yang menempel pada kulit. Tes ini membantu dokter untuk mendiagnosa masalah irama jantung dan kerusakan jantung akibat dari serangan jantung serta memberikan petunjuk jenis lain dari penyakit jantung.
* Echocardiogram. Tes penting untuk diagnosis dan pemantauan jantung yang membesar adalah echocardiogram. Sebuah echocardiogram menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar video dari jantung.
* CT scan dan MRI. Kedua jenis pemeriksaan ini berguna untuk menentukan penyebab pembesaran jantung.
Pengobatan jantung yang membesar
Pengobatan jantung terfokus pada penyebab yang mendasari timbulnya jantung yang membesar serta mengurangi gejala – gejala yang ditimbulkan akibat jantung yang membesar.
Obat – obatan yang digunakan untuk pengobatan jantung
obat – obatan di bawah ini digunakan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan akibat pembesaran jantung. Obat tersebut adalah :
* Diuretik. Digunakan untuk menurunkan jumlah natrium dan air dalam tubuh Anda, yang dapat membantu menurunkan tekanan darah di arteri dan jantung, seperti furosemid (Lasix), atau diuretik lain, seperti spironolactone (aldactone).
* Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor. Digunakan untuk menurunkan tekanan darah seperti seperti enalapril (Vasotec), lisinopril (Zestril, Prinivil), ramipril (Altace) atau kaptopril (Capoten).
* Angiotensin reseptor blocker (ARB), Seperti losartan (Cozaar) dan valsartan (Diovan), bagi mereka yang tidak dapat mengambil ACE inhibitor.
* Beta blockers untuk menurunkan tekanan darah dan meningkatkan fungsi jantung, seperti carvedilol (Coreg) dan metoprolol (Lopressor, Toprol-XL)
* Digoxin. Digunakan untuk membantu meningkatkan fungsi pemompaan jantung dan mengurangi kebutuhan untuk rawat inap bagi penderita gagal jantung.
Pencegahan pembesaran jantung
Pembesaran jantung dapat dicegah dengan :
* Mengontrol tekanan darah dalam batas yang normal
* Menghindari penggunaan alkohol dan kokain
* Mengatur pola makan yang sehat dan seimbang disertai dengan olahraga yang teratur
* Mengontrol faktor resiko penyakit jantung koroner seperti tidak merokok, mengontrol kolesterol dan diabetes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar